Penambang Rakyat |
Meskipun kegiatan penambangan
rakyat merupakan usaha dari masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidupnya, tetapi
pada praktiknya pendapatan yang mereka
peroleh belum cukup untuk membawa ke
kehidupan yang sejahtera ataupun layak
secara ekonomi. Indikasi yang dapat terlihat
dari hal ini adalah masih banyaknya status
kegiatan penambangan yang bersifat ilegal.
Penyebabnya adalah keterbatasan modal dan
tanggung jawab untuk menjalankan kegiatan
tersebut secara legal.
Disamping itu, penambangan rakyat yang
ilegal ini seringkali membawa dampak negatif
yang cukup signifikan terhadap lingkungan. Bahkan, sebagian besar penambang menganggap
aspek lingkungan tidak menjadi
prioritas yang harus mereka perhatikan. Fokus
utama mereka adalah bagaimana memperoleh penghasilan dari kegiatan penambangan.
Hal
ini mengindikasikan kegiatan pertambangan
rakyat saat ini, dapat dikatakan lebih
besar kerugiannya dibandingkan dengan
manfaatnya.
Kondisi di atas sangat erat kaitannya
dengan beberapa variabel yang mempengaruhi
cara pandang, sikap hidup, dan kinerja para
penambang itu sendiri. Secara garis besar
variable tersebut dapat dibagi menjadi tiga
(LIPI, 2007):
1. Faktor Internal, yang terdiri dari: budaya,
sosial ekonomi, keahlian/skill, mobilitas.
2. Faktor Eksternal, yang terdiri dari: aspek
legal, teknologi, dan data geologi.
3. Faktor kombinasi, yang terdiri dari:
organisasi/kelembagaan, dan pasar.
Secara umum dapat dikatakan
keberhasilan suatu kegiatan pertambangan
rakyat dapat diukur dari dua aspek penting,
yaitu: apakah kegiatan pertambangan rakyat
dapat meningkatkan kesejahteraan para pekerjanya dan apakah dampak lingkungan
yang ditimbulkan sudah dapat dibuat
seminimal mungkin.
Untuk mencapai tujuan berupa
kesejahteraan para penambang dan
minimalnya dampak lingkungan sangat
dipengaruhi tiga faktor di atas, yaitu faktor
internal, eksternal, dan kombinasi (perpaduan
internal dan eksternal).
Faktor internal yang dapat kita amati
saat ini tentang budaya pekerja sangat
berkaitan erat dengan sosial ekonomi. Para pekerja tambang rakyat umumnya memiliki
tingkat pendidikan yang rendah dan berasal
dari kondisi ekonomi yang kurang mampu.
Akibatnya, para penambang tersebut memiliki
budaya yang hanya berorientasi pada
hasil jangka pendek, sekedar untuk dapat
menopang kebutuhan hidup harian saja. Hal
tersebut akan sangat berdampak pada aktivitas
penambangan yang tidak terencana dan hanya
mencari lokasi-lokasi yang menurut mereka
dapat memberikan hasil yang maksimal dalam
waktu singkat.
Selain itu, karena berasal dari
latar belakang pendidikan yang masih
kurang, hal ini tentu terkait sekali dengan
keterampilan mereka dalam bekerja agar
bisa efektif dan efisien. Dalam menjalankan
aktivitas penambangan mereka hanya
mengandalkan pengalaman empiris semata.
Hal ini juga terjadi dalam penerapan teknologi
pengolahan yang dipergunakan, semuanya
dipraktikkan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh secara turun temurun dan
berdasarkan pengalaman saja. Pengalaman
tersebut bisa saja menyesatkan karena
hanya berdasarkan penafsiran yang tidak
bertumpu pada pengetahuan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Hal lain yang mempengaruhi kegiatan
penambangan rakyat ini adalah mobilitas
mereka yang sangat tinggi. Seringkali mereka
meninggalkan lokasi penambangan begitu
saja.
Faktor berikutnya merupakan faktor
eksternal yang meliputi aspek legalitas,
teknologi yang digunakan, dan data geologi.
Tidak adanya aspek legal dalam menjalankan
kegiatan penambangan akan menyebabkan
kegiatan tersebut tidak dapat berjalan dengan
baik dan terarah karena penggalian dilakukan
secara sembunyi-sembunyi dan penuh
kekhawatiran. Kondisi inilah yang sekarang
dijalani oleh para penambang yang hampir
sebagian berstatus tanpa izin alias illegal.
EmoticonEmoticon