Peningkatan Nilai Tambah Pertambangan |
Isu peningkatan nilai tambah hasil tambang telah lama menggema meskipun hanya dikalangan terbatas. Kesadaran bahwa bahan galian tambang perlu diolah terlebih dahulu agar terjadi peningkatan nilai tambah secara maksimal di dalam negeri dan tidak diekspor dalam bentuk raw material sebenarnya telah lama disadari. Namun, kesadaran akan pentingnya peningkatan nilai tambah hasil tambang ini semakin menguat akhir-akhir ini. Peluang agar terjadi peningkatan pendapatan baik daerah maupun pusat, peningkatan kesempatan kerja, dorongan terhadap terciptanya peluan usaha di sektor lain, penguasaan ilmu dan teknologi dan mengurangi ketergantungan dari luar negeri dalam hal penyediaan bahan baku untuk industri hilir yang bahan dasarnya tersedia sebagai bahan tambang di Indonesia, dirasakan sangat mendesak.
Beberapa kalangan dengan tegas mengatakan
untuk secepatnya melarang ekspor bahan galian
tambang secara langsung ke luar negeri. Sebab,
pada dasarnya kegiatan itu hanya menguntungkan
bagi pengimpor karena mendapat kesempatan
usaha peningkatan nilai tambah di negaranya.
Sementara, Indonesia hanya mendapatkan penghasilan
dari penjualan bahan tambang saja dalam
bentuk raw material. Sayangnya, usaha peningkatan
nilai tambah hasil tambang di Indonesia nampaknya
belum sepenuhnya dapat berjalan dengan
baik karena beberapa kendala.
Beberapa kendala
utama adalah belum ada kajian yang komprehensif mengenai
rantai kebutuhan dan penyediaan bahan untuk
produksi barang jadi di Indonesia. Belum ada kajian mengenai peluang yang dapat
dilakukan bagi bahan tambang di Indonesia untuk
ditingkatkan nilai tambahnya dan belum terbangunnya kesadaran akan manfaat
dan pentingnya usaha peningkatan nilai tambah
bahan galian tambang di dalam negeri
pada semua pemangku kepentingan.
Upaya peningkatan nilai tambah produk tambang
adalah upaya untuk memproses lebih lanjut
produk-produk industri pertambangan di Indonesia,
untuk menghasilkan produk antara atau diversifikasi
produk-produk yang sudah ada. Sehingga,
kegiatan ini dapat meningkatkan pendapatan devisa
bagi negara.
Dalam konteks isu industri pertambangan
yang menjual raw material, menjual tanah
air, ini disinyalir karena sentuhan kemampuan
teknologi di Indonesia belum optimal. Padahal banyak
potensi variatif kandungan unsur/mineral lain
didalamnya. Selama ini banyak kandungan unsurunsur
berharga atau produk-produk derivat lainnya
yang dinikmati negara pengimpor raw material.
Proses added value ini tidak terlepas dari alur
proses pengolahan dan ekstraksi bahan galian tambang
terutama bijih yang telah cukup lama dikenal
dalam kegiatan industri metalurgi. Secara skematis
jalur utama proses pengolahan bahan galian bijih
ditunjukkan dalam ilustrasi siklus (life cylce) bahan
tambang mineral.
EmoticonEmoticon